Langsung ke konten utama

Benarkah burung Garuda itu ada?

Jika kita melihat lambang negara Indonesia, tentu kita akan membayangkan burung garuda, burung yang begitu gagahnya. Dua sayapnya yang besar dengan jambul di kepalanya menguatkan kegagahan burung garuda.

Dan yang menjadi pertanyaannya adalah Apakah memang burung Garuda itu ada?

Menurut beberapa sumber, Garuda merupakan sosok mitologis dalam dongeng Mahabarata. Garuda digambarkan sebagai burung yang perkasa, setia kawan, dan berani. Burung Garuda adalah kendaraan Dewa Wisnu ketika berkelana ke penjuru bumi.

Dalam tradisi Bali, Garuda sangat dimuliakan sebagai raja agung para burung. Di Bali ia biasanya digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kepala, paruh, sayap, dan cakar elang. Tetapi memiliki tubuh dan lengan seperti manusia.

Sedangkan lambang Garuda Pancasila dibuat oleh enam tokoh Indonesia yang tergabung dalam kepanitiaan pembuatan lambang ini. Mereka adalah Ki Hajar Dewantara, Muh Yamin, Sultan Hamid II, Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka, Moh Natsir, dan MA Pellaupessy. Di luar mereka, ada sosok warga negara asing yang juga terlibat, yaitu Dirk Rühl Jr, warga kebangsaan Jerman.
Awalnya, sosok garuda dalam lambang negara memiliki kepala gundul mirip seperti lambang burung elang milik Amerika Serikat. Agar berbeda, maka ditambahkanlah jambul pada kepala sang burung. Penambahan jambul ini dilakukan oleh Dirk Rühl Jr yang merupakan pakar semiotika dan ahli simbol.

Para ahli kemudian mencari burung yang dianggap mewakili keperkasaan dan sifat burung Garuda. Dari sekian banyak burung Indonesia, ada satu burung yang dianggap memiliki ciri-ciri burung Garuda, yaitu burung Elang Jawa atau Spizaetus bartelsi.

Elang Jawa. Punya ciri-ciri sama dengan burung Garuda


Burung elang Jawa termasuk burung endemik Pulau Jawa yang kini jumlahnya semakin sulit ditemukan. Saat ini diperkirakan jumlahnya kurang dari 600 ekor burung elang Jawa di Pulau Jawa. Salah satu alasan yang membuat elang Jawa semakin langka adalah proses bertelur elang Jawa betina yang hanya bertelur dua tahun sekali. Oleh karena itu, Lembaga Burung Indonesia kemudian menetapkan burung elang Jawa sebagai burung yang terancam punah.

Tapi ada pula yang menyebut burung Garuda memang ada. Dikatakan jika ada 7 jenis Garuda di dunia, yaitu Garuda Harpy di Amerika Selatan sebanyak 4 jenis; Garuda pemangsa monyet di Philipina; Garuda pemangsa kanguru di Papua Barat dan Papua Nugini; dan Garuda Haast (Harpgornis), pemangsa burung moa dan manusia di New Zealand. Orang Maori di New Zealand menamai Garuda Haast yang besar tersebut dengan sebutan Hokioi. Kelangkaan itulah yang membuat lebih banyak pendapat yang mengatakan jika Garuda sebenarnya tidak ada.

Tapi beberapa pihak ada yang mengatakan kalau burung garuda dan Elang Jawa berbeda, serta mengatakan kalau burung garuda bukan sekedar hewan mitologi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Standar dan Panduan untuk Audit Sistem Informasi ISACA, IIA COSO, dan ISO 1799

     1. IIA COSO  (The Comitte of Sponsoring Organizations of The Threadway Commision’s)     C ommittee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, atau disingkat COSO, merupakan suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka. COSO disponsori dan didanai oleh 5 asosiasi dan lembaga akuntansi profesional: American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), American Accounting Association (AAA), Financial Executives Institute (FEI), The Institute of Internal Auditors (IIA) dan The Institute of Management Accountants (IMA).       Adapun secara garis besar hal penting dalam report COSO ‘Internal Control – Integrated Framework’

Arti dan Makna Lambang dan Simbol Pancasila

Gar‏‏uda Pancasila adalah Lamb‏‏ang negara Indon‏‏esia, dan juga mem‏‏iliki semboyan Bhinn‏‏eka Tunggal Ika (Meskip‏‏un Berbeda-beda tet‏‏api tetap satu Jika). La‏‏mbang negara Indon‏‏esia ini berbentuk bur‏‏ung Garuda d‏‏engan kepala men‏‏ghadap ke sebelah kan‏‏an (dari sudut pa‏‏ndang Garuda), dan mem‏‏punyai per‏‏isai yang berb‏‏entuk sepe‏‏rti jantu‏‏ng dan diga‏‏ntung mengg‏‏unakan ran‏‏tai pada leher G‏‏aruda terseb‏‏ut, dan terdapat sem‏‏boyan Bhinneka Tunggal Ika ya‏‏ng ber‏‏makna "Mesk‏‏‏‏ipun Berbed‏‏a-beda tetap‏‏i tetap satu Jiwa" tertulis di atas pita yang diceng‏‏k‏‏eram oleh burung Garu‏‏da. Sult‏‏an Ha‏‏mid II lah yang mera‏‏ncang Lambang ini, nam‏‏un kemudian disempurnakan lagi oleh Bung Karno, Setelah itu ‏‏diresm‏‏ikan pemakaia‏‏nnya sebagai lamban‏‏g negara pada t‏‏anggal 11-Februari-1950 da‏‏lam Sida‏‏ng Kab‏‏inet Republik Indon‏‏esia Serikat.   Lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila dan penggunaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah

Lembaga - Lembaga Audit Sistem Informasi yang ada di Indonesia

  Kita tahu bahwa di Indonesia memiliki lembaga-lembaga Audit, lembaga Audit pemerintah umumnya memiliki tugas yang lebih luas daripada akuntan publik, baik internal maupun eksternal. Pengertian dari  Audit Sistem Informasi   adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien. Berikut ini adalah lembaga-lembaga Audit Sistem Informasi: 1.  LPAI (Lembaga Pengembangan Auditor Internal) Ini adalah lembaga yang concern terhadap pengembangan SDM bidang audit internal. Sebagai salah satu divisi training dari Proesdeem Indonesia lembaga konsultan manajemen yang sejak 1995 memfokuskan kegiatannya pada pelatihan manajemen LPAI menyelenggarakan pelatihan internal audit dan fraud audit secara lengkap, terprogram-berkesinambungan, serta kurikulum berkualitas. Pelatihan yang diselenggarakan oleh LPAI senanti